My first car


Sebenernya terlambat bikin blog mengenai topik ini karena kejadiannya udah beberapa tahun yang lalu :D

Kembali ke tahun 2006 akhir, waktu itu saya dan istri sedang mencari mobil untuk kebutuhan kami. Saat itu kami baru beberapa bulan menikah dan belum mempunyai anak, kami hanya memiliki kendaraan berupa sebuah sepeda motor bebek saja. Kondisi saat itu istri saya yang mahir mengemudi mobil sementara saya belum lancar mengemudikan mobil. Saya tidak mengerti mengenai mobil dan saya yakin istri saya juga mengerti mobil hanya sedikit berdasarkan beberapa mobil yang pernah dia (keluarganya) pakai. Karenanya opsi-opsi mobil yang kami pilih tidak bisa dibandingkan apple to apple, pertimbangan kami benar-benar pertimbangan newbie yang dibatasi oleh dana.



Adapun waktu itu pilihan kami adalah :
  • Toyota Avanza G 1300 cc baru, dengan pertimbangan kredit - mobil baru jadi relatif sedikit permasalahan.
  • Daihatsu Xenia Li 1000 cc baru, waktu itu sudah VVT-i, pertimbangan kami tidak melirik Xenia Xi 1300 cc karena untuk 1300 cc kami jatuhkan pilihan pada Avanza yang sudah double blower.
  • Isuzu Phanter second sekitar tahun 2002, dengan pertimbangan kapasitas dan "katanya" irit pemakaian dan perawatan.
  • Honda Jazz idsi second, dengan pertimbangan banyak orang yang "bilang" irit
  • Karimun kotak karbu, dengan pertimbangan "katanya" irit. ruang kabin pernah masuk mayan sih
  • Sempat di pameran mobkas yang diadakan di Tunjungan Plaza tertarik dengan Suzuki Every
Setelah proses test drive, keluar masuk showroom mobkas di Kertajaya dan ternyata ada mobil-mobil yang out of budget, eh pilihan jatuh ke Suzuki Aerio 2003 M/T warna hitam.
Benar-benar melenceng dari incaran-incaran semula :D
Berawal waktu keluar masuk showroom mobkas istri melirik Aerio yang waktu itu ada di showroom, di jendela sudah terpasang kaca film V-Kool yang menurut pendapat newbie waktu itu adalah kacafilm yang bagus. Ditambah dengan kebersihan ruang interior dan odometer masih menunjuk angka 18rb. Benar-benar membuat istri saya menjadi tertarik apalagi setelah disebutkan harganya masih dalam kisaran budget.
Dari hasil bertanya-tanya ke teman dan saudara, info "miring" mengenai aerio ini adalah boros.
Setelah beberapa hari cari-cari opsi mobil lain tetapi karena istri sudah terlanjur suka ama ini mobil kita putuskan untuk membawanya pulang tentu saja setelah memakai jasa mekanik kenalan teman untuk diminta bantuan mengecek kondisi mesin dan melihat apakah terlihat bekas-bekas tabrakan parah.
Nego harga berlangsung alot dan hanya dapat turun sedikit, kita tebus dengan harga 96.5 juta dengan kondisi :
  • mobil Maret 2003 jadi waktu itu usia sudah hampir 4 tahun
  • odometer 18rb km
  • cat kondisi bagus
  • full kaca film termasuk kaca depan dengan stiker v-kool (asli tidaknya tidak tau)
  • ban Brigestone Turanza bawaan dari mobil masih tebal, bahkan ban cadangan masih ada garis berwarna seperti dijumpai pada ban baru
  • AC, Headunit plus remote berfungsi dengan baik dan dilengkapi dengan manual book
  • Electric Mirror + Retractable Mirror berfungsi dengan baik
  • Tools dan Buku Manual lengkap bahkan terlihat bahwa mobil sudah dilengkapi dengan anti karat Ziebart
  • Ditambah asesoris bodykit depan belakang dan samping + asesoris di wiper + skid plate + penutup handrem + asesoris penutup tangki bensin + bantal headrest
Waktu itu benar-benar yang dilihat hanya sebatas mata memandang, setelah memiliki berusaha untuk mencari tahu lebih detil mengenai spesifikasi mobil ini baik dari mencoba langsung dan membaca buku manualnya maupun dari mailing list AIC (Aerio Indonesia Club). Dari sana mendapat kenyataan tambahan informasi :
  • Harga yang saya dapatkan termasuk terlalu mahal dibanding harga pasaran
  • Sudah menganut ABS + EBD
  • Tilt Steering + kursi pengemudi bisa diatur ketinggiannya
  • Bensin termasuk biasa saja tidak irit dan tidak boros, kompresi relatif rendah sehingga betul-betul aman memakai premium
  • Suku cadang termasuk ngagetin harganya karena waktu itu saya bandingkan dengan kendaraan "niaga" sebagai contoh harga kampas rem depan yang waktu itu berharga hampir 700rb sepasang
  • AC benar-benar dingin dibanding Xenia atau Visto yang dimiliki oleh saudara
  • dsb :D
Sampai saat ini kendaraan tersebut sudah saya pakai 3 tahun dan berkesimpulan :
  • Memang harga yang saya dapatkan cukup tinggi waktu itu tetapi terbayar dengan kondisi mobil baik body, mesin dan kaki-kaki yang masih prima termasuk juga perangkat Air Conditioner yang prima pula. Jadi cukup terbayar karena tidak perlu repot mengganti dan mengeluarkan dana lagi untuk rekondisi.
  • Ban Turanza cukup awet sampe akhirnya saya ganti di awal tahun 2009.
  • Overall cukup puas saya memiliki unit Aerio ini
Maaf menyebut merk dan mobil lain, tidak bermaksud menjelekkan dan tulisan ini sepenuhnya pendapat subyektif

regards,
singachu

Comments

most read in a week

DIY : Bikin label fungsi fuse dan relay Aerio / Next G

DIY : Test pasang Camera Mundur di Head Unit Orisinil Innova type G

Socket Connector / Wiring Diagram Head Unit Fujitsu Ten

Ganti steering rack Ertiga dengan merk Heiker {Muhammad Rivaldi}

DIY : service maintenance air compressor / kompresor angin