My first modification

Flash back lagi ke awal 2007. Kondisi waktu itu masih belum begitu mengerti tentang modifikasi, berusaha belajar dari artikel-artikel yang ada dan postingan di forum-forum serta majalah otomotif. Hasilnya ? Malah bingung bin pusing. Tujuan waktu itu adalah ingin efisiensi mobil meningkat, kasarnya pingin irit :D


Akhirnya keputusan newbie untuk memasang Piggyback Computer merk Dastek Unichip.
Memang kalau ditinjau dari segi step-step modifikasi, seharusnya Piggyback adalah bagian yang paling terakhir dilakukan.

Berikut hasil dyno test, run 4 = standard, run 3 = piggyback.
BBM Premium, menurut tuner di setiap rpm-nya timing pengapian lebih advance dibanding standard.




FC (Fuel Consumption) Aerio sebelum piggyback :
premium : 1:10 s/d 1:10.5 rute kombinasi tol dan dalkot. jarak tempuh sehari sekitar 30 s/d 80 km.
pertamax plus dan pertamax : waktu itu harga sempat di kisaran 5000 rp / liter cukup dekat dengan harga premium 4500 rp / liter. hasil : 1:12.

FC (Fuel Consumption) Aerio sesudah piggyback :
premium : variatif 1:12.xx s/d 1:14.xx untuk rute yang sama. bahkan setelah kaki kanan lebih diatur lagi bisa mencapai 1:13 untuk full rute dalkot dengan AC always on.
pertamax : belum pernah coba lagi sampai sekarang.

Cara ukur :
isi 150 rb (sekitar 33.33 liter) pada saat indikator bensin baru saja turun ke posisi 5 strip. Setiap kali isi selalu dicatat dan didapat angka rata-rata. FC bersifat real life :)
Saya tau ada cara pengukuran isi full - pakai - isi full, pribadi agak malas melakukan pengukuran seperti ini karena :
1. Malas buat waktu putar-putar hanya sekedar ukur FC
2. Malas isi sampai luber, bahkan kondisi inipun kalau didiamkan masih bisa isi lagi sampai luber, jadi agak repot
3. Tidak real life karena pada kondisi kehidupan nyata: start mesin; mesin dinyalakan mulai dari kondisi dingin yang tentu mengkonsumsi bensin lebih banyak dibanding sudah di kondisi kerja; konsumsi bensin waktu parkir; Kompresor AC bekerja berat pada waktu awal kerja apalagi bila parkir di tempat yang panas; dsb. Karena ini biasanya cara full to full mendapatkan hasil FC yang terlihat bagus.
Jadi saya lebih suka real pengeluaran uang untuk BBM dibanding jarak tempuh. Tidak akurat FC memang, tetapi benar-benar pengeluaran saya yang sebenarnya.
Saya tidak ingin terlalu memperdebatkan metode pengukuran FC, semua kembali ke kita masing-masing :)

Dari soal tenaga, karakter aerio yang "boyo" di rpm di bawah 3000 dan terasa cukup kuat mulai 3000 ke atas bahkan di 3500 rpm terasa lonjakan tenaganya, setelah pasang piggyback tenaga mulai terasa di rpm 2500. Silahkan melihat di table torsi, bila sebelumnya di rpm 3000 torsi yang keluar adalah 125.4 Nm maka setelah setting piggyback di rpm 2500 torsi sudah tercatat 124.2, lumayan hampir mirip dengan rpm 3000 pada kondisi standard.
Bila dilihat dari kurva torsi / torque before dan afternya, kelihatannya kurang begitu mencolok perbedaannya, sayang saya tidak mendapatkan perbandingan AFR before dan after; perkiraan saya justru di afternya penyemprotan BBM lebih efisien karena FC benar-benar terasa selisihnya. Kick down atau full throttle juga kerasa beda banget responsenya, bila sebelumnya rpm seakan-akan "telmi" setelah pasang piggy langsung response terhadap injakan pedal.

Kelemahan dari piggyback ini adalah :
biaya yang mahal
tidak bisa setting sendiri


Comments

most read in a week

DIY : pasang sendiri peredam Plafon Wagon R {wagireng}

DIY : tambah relay power window Aerio

Mencari tau fungsi Relay di fusebox Aerio

Socket Connector / Wiring Diagram Head Unit Fujitsu Ten

DIY : Bikin label fungsi fuse dan relay Aerio / Next G

Service ASC dibutuhkan, ganti bearing roda dengan magnet ABS Xpander dengan merk NTN {Lay Joseph}

Review alarm mGuard M1+