DIY : Ukur kompresi mesin Aerio (babak ke dua)
Gambar 1 - Cylinder 1 - 1st result
Gambar 2 - Cylinder 1 - 2nd result
Gambar 3 - Cylinder 2 - 1st result
Gambar 3 - Cylinder 2 - 2nd result
Gambar 5 - Cylinder 3 - 1st result
Gambar 6 - Cylinder 3 - 2nd result
Gambar 7 - Cylinder 4 - 1st result
Gambar 8 - Cylinder 4 - 2nd result
Gambar 9 - Lilit Seal
Gambar 10 - Disable Fuel Pump
Gambar 11 - Disable Koil
Pengulangan dari test kompresi pertama yang kurang tepat.
Tanggal : 22 April 2011 - jam 06:44-07:02
Odometer : 74037 km
Mobil : Suzuki Aerio
Mesin : M15A DOHC VVT
Step-step pengukuran :
- Tempo hari terdengar ada kebocoran kompresi dari alat, dugaan newbie ada pada sambungan selang Compression Tester. Newbie coba lilit dengan seal tape selang air pada sambungan (gambar 9)
- Ukur voltase aki : 12.45 volt, not so good tapi good enough lah untuk disiksa starter mesin berkali-kali. So pastikan Aki ga soak.
- Nyalakan mesin menunggu rpm idle stabil dan indikator suhu biru mati. Males nunggu sampe kipas muter, lagian ntar terlalu panas buat dipegang. Matikan mesin.
- Cabut Fuse untuk disable Fuel Pump, tujuannya biar bensin ga disemprot sewaktu test kompresi (gambar 10).
- Lepas koil, lepas semua busi dan cabut listrik ke koil biar ga menyala waktu starter (gambar 11).
- Pasang Compression Tester pada lubang busi.
- Tekan pedal gas sepenuhnya tujuannya biar skep gas terbuka / Wide Open Throttle sehingga udara yang dihisap piston lebih lancar. Tekan pedal kopling tujuannya agar starter lebih enteng. Starter mesin kira-kira melakukan minimal 5 kali kompresi. Weh masih terjadi sedikit kebocoran pada alat, terdengar suara kek bersuit tiap kali terjadi kompresi oleh piston, cuman lebih mendingan dikit dari sebelumnya.
- Catat dan ulangi lagi untuk Cylinder yang lain.
Newbie melakukan pengukuran awal untuk Cylinder no 2 karena percobaan sebelumnya paling rendah, kemudian Cylinder no 3, no 1 dan no 4 (1st results). Sekarang cylinder no 3 paling rendah, test lagi Cylinder no 3, 2, 4 dan 1. Eh sekarang no 1 lebih rendah dari 1st resultnya, mungkin sempet ngowos lagi.
Hasilnya (PSI) :
Cylinder # | 1st result | 2nd result | Best result | previous result (cold-close throtle) |
1 | 174 | 171 | 174 | 159 |
2 | 169 | 173 | 173 | 155 |
3 | 166 | 171 | 171 | 158 |
4 | 176 | 173 | 176 | 161 |
Max Diff. | 10 | 2 | 5 | 6 |
% Diff. | 6% | 1.2% | 2.9% | 3.8% |
Kalau dilihat dari Manual Standardnya 200 PSI, wow rendah banget nilai yang gua dapat meski masih di atas Limit terendahnya 156 PSI. Mungkin ada hubungannya dengan Ratio Kompresi mesin yang diturunkan untuk pasar Indonesia agar ga bermasalah dengan bensin kualitas rendah sayangnya mengorbankan efisiensi dan tenaga mesin. Tapi terpenting perbedaan kompresi terbesar antar cylinder tidak melampaui 14.2 PSI seperti tertulis di manual book, kalau dilihat best pengukuran hari ini hanya selisih 5 PSI atau 2.9% saja alias kompresi relatif rata. Ring piston ok, keausan ok/merata, Gasket/Packing OK : Kompresi ok. Kapan-kapan pingin ngetes Aerio/Next G yang lain ah buat perbandingan.
regards,
singachu