{Niladyo} Review Lastest Generation of Tyre Finish Balancing

sumber : BB Group

 gambar 1 - Mesin Finish Balance dengan Roller Bundar untuk memutar ban mensimulasikan Road Force

Sesuai judul, Finish Balancing udah kuno. Kemarin Finish Balance di GBT Jemur Sari, malah lari ke kiri, padahal sebelumnya sudah sembuh di GBT Raden Saleh. Jadi mesin Finish Balance terbaru ini menggunakan sensor infra red, kondisi ban ada steel belt putus atau benjol atau gak klop di rim guard akan terbaca semua, khusus untuk low sampai high speed dan top speed, alat ini akurat sekali


Pada mesin Finish Balancing sebelumnya (4 dan 5), penempatan Jack Stand kurang hati-hati dilakukan, sewaktu naikin ban supaya mesin finish balancenya bisa memutar roda depan, sehingga membuat wheel alignmentnya berubah. Kalau rekan-rekan selesai melakukan Finish Balance, maka sensor ABS dan handbrake akan menyala (EBD), Tidak usah kuatir, jalankan saja 500meter akan hilang sendiri.

Jadi hubungan antara Finish Balance dengan aligment yang berubah, saat akan Finish Balance, pertama dongkrak buaya, nah jack stand yang dipasang bukan permanent seperti yang biasa kaki segitiga di chasssis, tapi base roda dengan bentuk segitiga, bertangkai, dan plate penyangga mirip pelana kuda, nah waktu dia turunkan dongkrak buaya, glek mendadak body jatuh ke pelana penyangga jack stand ini. Jatuhnya pas ke A-Arm Ball jointnya, ntah karena hentakan yang gak presisi ini suspect perlakuan abnormal. Sebelumnya di GBT Solo, masangnya hati-hati semua, dongkra, jack stand permanent, bukan ala segitiga dengan roda dan lumayan OK.
gambar 2 - Mesin menginstruksikan supaya ban digeser sekian derajat dari velg
Jadi dengan mesin Finish Balance (gambar 1 dan 2) ini memakai simulasi permukaan jalan atau aspal di roller satunya, seolah-olah ban menapak dengan "aspal"; semua data lengkap langsung terbaca posisi roda dan velg, keausan, sampai-sampai mesin bisa baca posisi karet ban ke velg kurang "bundar". Mesin akan melakukan compensate, kasih instruksi supaya ban dibuka dari velgnya dan digeser posisi sekian derajat karet ke velg-nya supaya mencapai "kebundaran 100%" alias optimum.

Pada gambar 2 nampak simulasi instruksi garis mana yang harus sesuai dengan ban velg-nya.

Bedanya lagi antara Mesin ini (gambar 1 dan 2) dengan Finish Balance terdahulu (gambar 4 dan 5), kalau yang lama harus balance dulu, ban lepas taruh di mesin balance, dan proses kedua taruh di mesin balance terpasang pada mobil. Ada 2 proses Finih Balance : pertama Road Force Ban lepas dan kedua proses Finish Balance menjadi satu di mesin balan lengkap dengan road sensor. Simulasi seolah-olah ban menapak aspal - bersinggungan dengan roller yang bersensor - nah roller ini yang fungsinya mirip dengan mesin Finish Balance yang diduduki oleh operator yang diselipkan  ke roda pas didongkrak.

Memang sepintas mirip mesin balance roda seperti biasa, hanya mesin ini menyederhanakan proses, mempermudah alias all in one treatment dalam satu mesin.

Menurut bengkel tempat Finish Balance ini, mesin Finish Balance yang lama untuk compensate parts yang konon dulu mobil belum dibuat sepresisi sekarang, jadi ban, berikut cakram, hub dll. Katanya sih itu memang teknologi Finish balance 20 tahun yang lalu.

 gambar 3 - Karat dikikis dengan grinding kawat supaya presisi optimum

Sampai-sampai dengan adanya mesin Finish Balance generasi baru ini, mesin finish balance Hofmann teknologi sebelumnya menjadi barang onggokan (gambar 4 dan 5)
 gambar 4 - Mesin Finish Balance Hofmann teknologi lama
gambar 5 - Mesin Finish Balance Hofmann teknologi lama

Finish balance dengan mesin terbaru ini dilakukan di Sumber Rejeki, Solo dengan biaya 75rb / ban
by Niladyo

Comments

most read in a week

DIY : Bikin label fungsi fuse dan relay Aerio / Next G

Ganti steering rack Ertiga dengan merk Heiker {Muhammad Rivaldi}

Socket Connector / Wiring Diagram Head Unit Fujitsu Ten

DIY : mendongkrak Grand New Kijang Innova

DIY : Test pasang Camera Mundur di Head Unit Orisinil Innova type G