DIY : Quick test kondisi coolant dengan Volt meter (AVO)
gambar 1 - tweet 15 juli lalu
otodiy.blogspot.com
Lanjut percobaan test coolant dengan Volt-meter yang pernah newbie tweet 15 juli 2017 yang lalu (gambar 1). Sebenernya ada beberapa macam cara untuk test kondisi coolant. Selain dilihat warna/kontaminasi partikel yang mungkin muncul seperti karat, oli, juga dilihat apakah ada kebocoran, gelembung-gelembung udara yang mungkin muncul karena kebocoran kompresi. Masih ada beberapa cara juga untuk melihat apakah coolant masih layak dipakai atau tidak.
Contoh cara yang newbie maksud adalah :
- Yang mengukur pH dari coolant, pH 7 adalah pH netral, di bawah 7 berarti asam (acid), di atas 7 berarti basa (alkali). pH di bawah 7 berarti wajib ganti, 7 so so, yang bagus pH di atas 7. Cuman newbie ga punya alat buat test pH, mau beli strip pH juga blom minat aja.
- Cara lain dengan ukur kadar Glycol yang ada di coolant untuk melihat apakah coolant masih memiliki "protection additive" atau tidak, karena seiring waktu glycol akan habis. Cara ini biasanya menggunakan alat bernama refractometer, alatnya ya lumayan juga harganya, beberapa pakai ukur specific gravity, ya sama sebenernya pakai hydrometer buat ukur specific gravity buat ukur air aki. Tapi cara ukur pakai hydrometer bisa bias dan kurang akurat, lebih disarankan pakai refractometer. Newbie ga punya juga refractometer.
- Selain dua hal tersebut, kebocoran/korosi di saluran pendingin mobil juga bisa terjadi karena adanya elektrolisis. Prinsipnya seperti proses penyepuhan misal dengan logam chrome / galvanis / emas / dsb, dimana logam di sisi positif akan "termakan" dan melapisi logam di sisi "negatif". Nah tentu jangan sampai reaksi elektrolisis ini terjadi di dalam system pendingin karena akan menimbulkan kebocoran karena termakan ion-ion nya.
Caranya ya ukur carian coolant jangan bertindak sebagai larutan elektrolit "katalisator". Nah ini yang sedang newbie test kali ini.
Seperti ditulis di atas, newbie coba pakai AVO / multimeter buat test kondisi coolant. Yang dipakai adalah pengukuran DC Volt. Newbie arahkan multimeter ke 20 Volt DC. Probe negatif tempel di pole negatif aki, dan probe positif masukkan ke dalam coolant, buka tutup radiatornya dulu, tapi jangan sampai probenya nempel di logam radiator, untuk aerio aman karena letak mulut radiator agak menjorok jadi ga langsung terlihat aluminium dari kisi radiator.
Testingnya dengan kondisi mesin mati, kondisi mesin hidup dan di gas sampai 2000 rpm, kemudian kondisi mesin hidup dengan berbagai perangkat listrik dinyalakan satu per satu. Menurut yang newbie baca, batas aman adalah 0.3 Volt, beberapa ada yang mengatakan 0.4 Volt masih ok.
Bila di atas nominal 0.3 Volt (atau 0.4 Volt) artinya coolant udah waktunya diganti karena potensi elektrolisis sudah membahayakan. Namun bila lonjakan voltase muncul setelah alat listrik tertentu (misal lampu atau AC atau radio), maka perlu dicek grounding dari alat tersebut karena saat alat tersebut menyala juga menimbulkan potensi elektrolisis pada system pendingin.
Itu teorinya sih yang newbie masih coba-coba. Nah di tweet yang lalu newbie tes di pagi hari 12 Juli 2017, di Aerio terbaca 0.29 volt saat mesin belum menyala. Newbie ga test lebih lanjut waktu itu karena keterbatasan waktu. Sedangkan kalau di Next G voltase terbaca 0.07 volt, jauh lebih kecil karena kebetulan coolant di Next G 3 bulan lalu diganti (saat ngukur di bulan juli, bukan pakai prestone).
gambar 2 - 0.29 Volt, engine off sebelum ganti coolant
Berhubung barusan ganti coolant hari minggu kemaren. Newbie coba test aja lagi. Newbie pakai coolant Prestone Radiator Cool. Sebenernya ini coolant botol merah (warna cairan ada dua merah dan hijau) levelnya di bawah Prestone botol kuning. Karena prestone botol merah hanya berisi additive anti rust dan korosi, serta pelumas waterpump saja tanpa mengandung glycol untuk menaikkan titik didih. Ya karena kebetulan dapetnya pas ini. Harga pas dapat juga murmer 48rb per galon (3.7 liter) dan gratis botol 1 liter.
gambar 3 - Prestone radiator cool galon dapat gratisan botol literan
gambar 4 - tampak depan
gambar 5 - penjelasan di belakang kemasan
gambar 6 - pembelian di Kembang kalijati motor sidoarjo
Jadi setelah coolant terpakai 2 hari-an dengan jarak tempuh sekitar 120 km+, buat test perbaikan sebelumnya apakah ada bocor ato enggak, sekalian lanjut test voltase.
gambar 7 - engine off terbaca -0.02 volt
Nah better daripada sebelum ganti coolant, sebelumnya terbaca 0.29 volt sekarang drastis jadi -0.02 volt. Berikutnya nyalakan mesin, tapi ternyata ada kendala, duh ada-ada aja, sebenernya kemaren waktu mau pulang kerja mesin ga mau menyala, udah starter berkali-kali tetep ga mau menyala, pompa bensin sepertinya masalah :(. Jadi cek-cek relay dan ganti relay, akhirnya bisa nyala, matikan lagi mesin, ternyata sekarang bacaan voltase 0.00 volt dengan kondisi mesin off (gambar 8)
gambar 8 - habis mesin nyala, dimatikan dan ukur, 0.00 volt
Selanjutnya nyalakan mesin
gambar 9 - mesin menyala terbaca -0.02 volt
gambar 10 - mesin menyala + nyalakan headlamp / lampu utama, terbaca -0.04 volt
gambar 11 - nyalakan AC dan radio, terbaca -0.04 volt
Summary :
Sebelum ganti coolant
mesin off : 0.29 volt
Setelah ganti coolantmesin off : 0.00 volt (atau -0.02 volt sebelum hidup sama sekali)
mesin on: -0.02 volt
+ Lampu utama : -0.04 volt
+ Lampu utama + AC + Radio : -0.04 volt
Much better daripada sebelum ganti coolant. Berapa volt di mobilmu ?
regards,
singachu