review pemakaian busi iridium BKR6EIX-11 dan Autolite 985 di Aerio {Niladyo}

 gambar 1 - Perbedaan panjang Autolite 985 (kanan) vs NGK Iridium BKR6EIX-11 (kiri)
Review Reset ECU dan ganti busi Iridium NGK BKR6EIX-11.

Setelah reset ECU/ECM yg kedua kalinya, pertama, sekedar bersihkan filter udara, tanpa sentuh apapun, hasilnya memang smooth idle, cabut fuse EPI/EFI, selama kurang lebih dari 3 jam, amplas halus, pasang lagi. Belum clean up TB, gejala bbm boros, belum terasa perubahan berarti juga.

Reset ECU ke 2, selang 2 hari saking penasaran kadang idle masih susah turun, dan fuel cut, rpm masih terasa hunting, kadang 5 bar di kecepatan 16 kpj gigi 2. Saat itu sudah niatan utk clean up TB, dan berhasil diturunkan, bersih2, semprot pelunak carbon Nulon. Pasang lagi Autolite 985 yg umur pakai 9 bln, tp lupa catat km tempuh. Sembari menunggu engine kembali "normal", ECM pada tahap proses learning curve, mempelajari kebiasaan mengemudi.

Keluhan boros memang, akhirnya coba pasang busi Iridium BKR6EIX-11, tp tanpa lepas fuse EPI, (termasuk learning curve process dari cabut fuse yg ke-2 kalinya sebelumnya) atau reset ECM, anggap saja termasuk input ke ECM dari spark yg sempurna, jadi hebatnya setelah dipasang langsung beda langsamnya, sebelumnya meter fuel terjun bebas pemakaian tempuh masih 150km, meter trip sudah di atas kotak lambang gas pump machine,  sementara sekarang masih menunjukkan tanda2 cukup ok ada terasa perubahan sedikit lebih irit. Angka pasti belum karena masih observasi jarak tempuh dan belum isi full tank lagi. Indikasi menuju irit sudah terlihat. Sementara ini masih tunggu proses yg semakin membaik. Menurut NGK, busi ini anti fouling, artinya tidak mudah menimbulkan kerak karbon deposit disekitar elektroda, sehingga menghasilkan spark yg besar dan konsisten, keyword-nya konsisten big spark, yg ujung2nya tarikan jadi semakin halus, mesin gak teriak, tp diurut cepat naiknya rpm dan halus, idle smooth. Dalam tiap kondisi selalu sigap, tanpa ada acara serasa rpm fuel cut, efek pre-ignited dari dalam combustion chamber akibat penumpukan carbon dari busi lama.


Sementara akan lihat sehari dua hari kedepan, proses learning curve ECM yg dihimpun, sudah semakin irit atau belum. Ternyata memang terbukti reset ECU butuh learning curve, saya perhatikan semakin smooth, tarikan semakin halus, responsif, sekelebat bbm sedikit ada perubahan semakin irit. Kita tunggu sampai habis bbm-nya apakah menunjukkan perbaikan yg signifikan...:).

gambar 2 - Perbedaan panjang busi deep down ke combustion camber, 
pendek BKR6EIX-11, panjang Autolite 985
 gambar 3 - Iridium tip NGK BKR6EIX-11, close up
 gambar 4 - NGK BKR6EIX-11 Preset gap pabrik, 1.00 mm
 gambar 5 - Carbon deposit Autolite 985

gambar 6 - Autolite 985
Beginilah sedikit berminyak sisa WD40 saat membuka yang lumayan susah, carbon deposit, tampaknya bukan worn out, tapi masih cleanable, gosok amplas halus, sekedar pingin tahu copper kelihatan bersih lagi.
gambar 7 - Close up sisi lainnya, Autolite 985
Autolite coklat semu, gak ada tanda-tanda busi terlalu rich atau lean. Cuman masih belum nemu juga penyebab boros apa, ini udah super ati-ati sekarang cara bawanya, kalau belum bener, terakhir benerin wheel alignment, padahal pas coba set bersihin dll, full tank, lihat hasilnya, full tank lagi, wah2.... malah boros, bawa ke Beres malah lebih irit sebenarnya, tapi ya namanya gatal pingin tau.
Waktu boros, pas buka TB hitam legam itu, ganti, belum buka busi, setelah TB turun, ganti busi, reset ECM, nah proses dianya, mudah2an bagus irit hasilnya,sudah ada perbedaan emang sih

by Niladyo
sumber : BB AIC Surabaya

Comments

most read in a week

Socket Connector / Wiring Diagram Head Unit Fujitsu Ten

DIY : Bikin label fungsi fuse dan relay Aerio / Next G

DIY : mendongkrak Grand New Kijang Innova

cara parkir dengan transmisi netral di Honda HRV matic {gun2016}

Mencari tau fungsi Relay di fusebox Aerio